Pemprov Adopsi Sistem Manajemen Aset Jabar

Sistem Informasi Management Aset

infobanten.id | Pemprov Banten ingin meniru penerapan sistem manajamen aset milik Pemprov Jawa Barat (Jabar) dengan aplikasi teknologi siklus barang daerah (atisisbada). Melalui sistem tersebut, pengelolaan aset dinilai lebih mudah dan mampu diintegrasikan dengan sistem informasi manajemen perencanaan, penganggaran dan pelaporan (simral).

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Banten Nandy Mulya S mengatakan, pengelolaan aset berbasis web (bisa diakses melalui internet) merupakan rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan terbukti bagus. Salah satu yang berhasil menerapkannya adalah Pemprov Jabar, sehinggga BPKAD ingin mengaplikasikannya di Pemprov Banten.

“Kami sudah studi banding ke Jabar beberapa waktu lalu, dan sudah mempelajari semuanya. Pengelolaan aset berbasis web terbukti bagus,” ujarnya.

Nandy menuturkan, model pengelolaan aset di Pemprov Jabar menggunakan aplikasi atisisbada yang sudah berbasis web. Sistem tersebut bisa diintegrasikan dengan simral yang kini menjadi program BPKAD.

“Atisisbada sudah berbasis web. Kalau di Pemprov Banten masih menggunakan simda BMD (sistem informasi manajemen barang milik daerah). Kalau sudah terintegrasi ya enak melakukan manajemennya,” katanya.

Nandy menargetkan, secepatnya pemprov sudah bisa memiliki aplikasi tersebut. Salah satu upaya yang kini dilakukannya adalah berkoordinasi secara intens dengan Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Provinsi Banten.

“Kalau harus beli sistem itu pengadaannya di Dinas Kominfo. Selain sarana dan prasarana, kami juga menyiapkan SDM, karena ini melibatkan peran dari pengguna BMD,” ungkapnya.

Kepala Bidang Aset pada BPKAD Banten Ajat Sudrajat mengatakan, selain sistem pihaknya juga terus melakukan upaya pengamanan aset. Salah satunya adalah dengan program labelisasi kendaraan dinas eselon III dan operasional.

“Terdapat 930 randis roda empat di seluruh OPD di lingkungan Pemprov Banten yang akan dilabelisasi,” tuturnya. (*)