Guru SMPN 1 Cikeusal Terancam Dipecat Diduga Cabuli Murid

ilustrasi

infobanten.id |Pasca diduga mencabuli siswi di SMPN 1 Cikeusal, Kabupaten Serang, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berprofesi sebagai guru terancam sanksi berat. Hal itu disampaikan Sekertaris daerah (Sekda) Entus Mahmud Sahiri.

Kata dia, dirinya sudah mendapatkan perintah khusus dari Bupati Serang agar mendindak tegas oknum guru yang melakukan pelanggaran asusial di SMPN 1 Cikeusal.

“Kan ada tiga guru yah. Yang satu ASN dan dua honorer. Bagi ASN, sudah disampaikan ke BKPSDM agar memberhentikan untuk sementara selama proses hukum berjalan. Bila sudah ada putusan, langsung diberhentikan tidak hormat karena termasuk sanksi berat. Bagi honorer, langsung dipecat,” tegasnya.

“Tidak bisa ditoleransi lagi, karena termasuk pelanggaran etika luar biasa. Tidak layak dilakukan oleh pendidik yang harusnya melindungi. Apalagi levelnya SMP. Masa masih pantas jadi guru,” tambahnya.

Ia pun memprediksi, kejadian bisa terjadi karena tingkat keimanan oknum guru yang rendah. Sehingga lupa akan profesi yang melekat pada dirinya.

“Tak ada artinya pembangunan infrastruktur masif di daerah Kabupaten Serang bila perbaikan mental dan spiritual ASN rendah. Ke depan kami akan adakan pembinaan khusus guru agar kembali mengingat fungsi dan tugasnya sebagai pengayom murid,” bebernya.

Untuk proses hukum sendiri, Entus menyampaikan tak ada bantuan dari Pemkab Serang bagi ASN tersebut. Sedangkan bagi korban akan mendapat pednampingan dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (TP2TP2A) Kabupaten Serang.

Diketahui, kasus dugaan pencabulan anak di bawah umur itu terungkap setelah salah satu orangtua korban melaporkan salah satu oknum guru ke Unit Perlindungan, Perempuan dan Anak (PPA) Polres Serang, 11 Juni lalu. Kemudian pada 17 Juni dua korban lain turut melaporkan dua oknum guru lainnya ke polisi.

Aksi bejat bermula, ketiga oknum guru berinisial OM, DA dan AS terjadi pada 15 Maret 2019 sekitar pukul 10.00 WIB atau di waktu jam istrihat sekolah. Bermula korban Milea (nama samaran) diajak dua temannya Asoka dan Inces untuk jajan di kantin sekolah.

Namun dalam perjalanan, Asoka dan Incea malah masuk ke dalam ruangan labolatorium komputer mengajak Milea. Di dalam ruang laboratorium, ketiga oknum guru tersebut sudah menunggu kehadirkan ketiga anak didiknya.

Sebelum melakukan persetubuhan dengan anak di bawah umur, ketiga guru itu berpura-pura membahas persoalan mata pelajaran. Namun setelah beberapa menit berbincang, Inces diajakan oleh DA mencari posisi untuk melakukan persetubuhan.

Begitupula dengan Asoka bersama dengan AS mencari tempat melakukan hubungan seksual di dalam lab komputer. Sementara, Milea sempat menolak ajakan OM, namun OM memaksa korban dengan cara menarik tangan korban dan memaksa membuka pakaian dalam bunga, hingga terjadi persetubuhan.

Setelah kejadian, Milea melarikan diri kabur dari dalam lab komputer. Setelah beberapa lama, Milea diduga hamil dan kasus kemudian diketahui orangtuanya. (*)