Lahan Kritis di Kabupaten Serang Fluktuatif, DLH: Pemulihan Kejar Kejaran dengan Pemanfaatan Lahan

infobanten.id | Kab. Serang. Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Kabupaten Serang menyebutkan data lahan kritis di wilayahnya fluktuatif. Sedangkan DLH Kabupaten Serang kesulitan melakukan upaya pemulihan karena harus kejar kejaran dengan langkah pemanfaatan lahan.

Kepala DLH Kabupaten Serang Prauri mengatakan di Kabupaten Serang jumlah lahan kritis datanya terus mengalami fluktuasi.

Pada tahun 2021 pihaknya menargetkan bisa menanami 70 persen lahan kritis yang ada. Akan tetapi kondisi lahan kritis tersebut dipengaruhi perubahan alam, pemanfaatan tanah yang berubah.

“Jadi kita kejar kejaran dengan pemanfaatan lahan. Banyak lahan jadi industri tetapi saya juga ketika berikan izin industri kita minimal 10 persen ada tanaman hijau,” ujarnya saat ditemui dalam acara HUT Lingkungan Hidup di Desa Sasahan Kecamatan Waringin kurung, Rabu 15 Juni 2022.

Menurut dia lahan kritis di Kabupaten Serang tersebar di beberapa wilayah seperti di Cinangka, Anyar, Cikeusal dan Petir.

Dimana di lokasi tersebut sempat terjadi banjir, sehingga ketika banjir terjadi diprediksi tanaman yang ada berkurang.

Pada momentum hari lingkungan hidup, pihaknya mengadakan giat penanaman pohon. Jumlah pohon yang diserahkan ke Desa Sasahan Kecamatan Waringin kurung ada 1050 bibit pohon.

Terdiri dari berbagai jenis bibit buah buahan, diantaranya durian, rambutan, mangga, sawo dan lainnya.

Dipilihnya Sasahan karena di lokasi tersebut pernah terjadi longsor. Sehingga jika tidak ditanami ulang dikhawatirkan akan kembali terjadi longsor. “Makanya kita fokuskan disini antisipasi,” ucapnya.

Ia mengatakan dalam rangka hari ulang tahun lingkungan hidup, sebenarnya ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan. Diantaranya penanaman lahan kritis di Cinangka, Anyar, Cikeusal dan Petir serta penanaman mangrove di Lontar.

“Nanti tanggal 19 Juni jugaada penanaman mangrove lagi 8.000 pohon,” katanya.

Kepala DLHK Provinsi Banten Wawan Gunawan yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan saat ini lahan kritis di Banten mencapai 138 ribu hektare. Untuk memulihkan lahan tersebut program dilakukan kolaborasi antara provinsi dan kabupaten melalui kecamatan.

“Salah satunya penanaman kembali atau rehabilitasi. Kemarin ada bantuan 600 ribu batang pohon di Lebak untuk ditanam di Kecamatan Sajira,” ujarnya.

Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa mengatakan alasan difokuskan di Sasahan karena kebetulan di lokasi tersebut sebelumnya terjadi musibah longsor 10 hektare. “Makanya peringatan hari ini ditindaklanjuti dengan penanaman 1000 pohon, menanam kembali yang kemarin terbawa longsor. Saya harap penanaman pohon tidak hanya simbolis tapi 1000 pohon harus jadi besar,” ujarnya.

Kemudian kata dia pelaksanaan penanaman pohon simbolis di Sasahan namun esensinya Se Kabupaten Serang. Oleh karena itu penanaman ini diikuti penanaman pohon di Mancak, Anyer dan Baros secara serentak.

“Kemudian yang perlu kita jaga tolong masyarakat jangan kalau duren tidak berbuah setahun dua tahun jangan cepat jual pohonnya biasanya tahun ketiga bagus. Karena sekarang cuaca sedang tidak mendukung durn berbunga karena efek lanina diprediksi tidak ada musim kemarau. Kalau tidak ada kemarau duren tidak berbunga merata,” ucapnya.

Pandji mengatakan longsor yang terjadi di Sasahan telah mengerus permukaan tanah, sehingga tanah subur terbawa dan tersisa tinggal batu batuan.

“Kalau secara langsung keselamatan warga tidak terganggu karena jauh, tapi ekosistem yang akan terganggu kalau pohon ditebang cuaca akan berubah iklim berubah, sudah ditambah lagi dengan industrialisasi dengan cerobong asap kalau tidak dijaga dengan tanaman itu CO2 akan bebas diudara tapi dengan pohon CO2 akan terserap pohon dan diproduksi oksigen,” katanya.

Camat Waringin kurung Warnerry Poetry mengatakan pihaknya terus mendata lahan kritis yang rawan longsor ketika ada banjir di wilayahnya. Setelah didata kemudian dilanjutkan penanaman kembali bibit pohon yang dimohonkan dari DLH Kabupaten Serang dan Provinsi Banten.

Saat longsor terjadi tidak ads korban jiwa, hanya saja baru batuan dari gunung turun ke bawah, dan pohon petani banyak yang hanyut. “Ada ratusan yang hanyut terbawa air,” ujarnya. (*)