infobanten.id | Pemprov Banten bakal melakukkan penyemprotan disinfektan venue atau lokasi lomba MTQ ke XVII Banten.
Langkah ini dilakukan sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19 pada Kegiatan MTQ yang akan digelar pada 23-27 Maret mendatang.
Diketahui, MTQ tingkat Provinsi Banten untuk tahun ini akan digelar tanpa penonton. Lomba akan digelar di ruang tertutup dengan kapasitas maksimal 50 orang. Seluruh kegiatan hanya melibatkan para kafilah, official, dewan hakim dan perangkat perlombaan.
Gubernur Banten Wahidin Halim (WH), mengungkapkan, pihaknya telah menaruh perhatian lebih pada pencegahan penyebaran Covid-19. Pihaknya akan melaksanakan protokol yang sudah ditetapkan, salah satunya dengan melakukan penyemprotan desinfektan ke venue perlombaan.
“Itu juga kan protokoler diisyarakatkan bahwa harus ada hand sanitizer. Disemprot dulu gelanggangnya terus ada posko (kesehatan) dibuat,” katanya.
Ia menjelaskan, selain sterilisasi venue pemprov juga melakukan pembatasan terhadap pihak yang terlibat dalam perlombaan. Dimana untuk tahun ini, MTQ akan digelar tanpa penonton.
Tak hanya itu, sejumlah ritual atau kebiasaan gelaran MTQ pun kena imbasnya. Kegiatan luar ruangan yang melibatkan orang banyak ditiadakan seperti pawai taaruf dan defile kafilah.
“MTQ kita kurangi, kita tidak mengundang masyarakat. Kita terbatas hanya mengundang yang terlibat,” imbau.
WH juga mengimbau kepada masyarakat untuk sementara waktu ini menghindari tempat pertemuan dan yang melibatlkan orang banyak. Mengusahakan untuk tidak dulu melakukan perjalanan ke negara-negara yang terpapar Covid-19.
“Itu kan secara umum bahwa masyarakat kita informasi bahwa penularan terjadi melalui kerumunan massa. Yang sakit harus pakai masker, ya paling tidak kalau ketemu orang banyak sangat dimungkinkan (terjadi penularan). Jaga-jaga saja itu sih,” ungkapnya.
Ketua Harian Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Banten Syibli Syarjaya memastikan, meski tetap digelar di tengah pandemik korona pihaknya akan menjalankan protokol kesehatan dari pemerintah.
“Acara pembukaan juga sederhana. Hanya pembukaan, menyanyikan Indonesia raya, mars MTQ, itu juga hanya menggunakan musik. Setelah itu pembacaan ayat Alquran, doa, laporan ketua panitia lalu sambutan,” tuturnya.
Syibli memaparkan, dalam MTQ ke XVII ada sembilan cabang lomba dengan sekitar 20 golongan lomba. Kesembilan cabang itu terdiri atas tilawah, tahfid, tafsir, syaril quran, fahmil quran, menulis makalah Alquran, qiratul kutub, kaligrafi, mata lomba baru hadist.
“Cabang baru itu hadist. Hadist yang 500 tanpa rawi dan sanan lalu ada 100 hadist yang menggunakan rawi dan sanan. Standar operasional prosedur dewan hakim dan kriteria lainnya tetap kita pegang. Tidak boleh kurang karena itu penilaian. Penyederhaan itu hanya dari sisi penyelengaraan,” tutupnya. (*)