Keluarga Penyelam Sewa Helikopter Bantu Basarnas

Keluarga korban tenggelam menyewa helikopter untuk mencari korban. Operasional helikopter itu di bawah koordinasi Basarnas.

infobanten.id | Pihak keluarga penyelam yang hilang di Selat Sunda, Banten, berinisiatif menyewa helikopter untuk mencari korban. Operasional helikopter itu di bawah koordinasi Basarnas.

Operasi pencarian tiga penyelam asing, dua warga negara China dan satu WN Singapura (sebelumnya disebut 3 WN China) yang hilang di Pulau Sangiang, Selat Sunda, Banten, masih berlangsung.

Penyelam WN China bernama Qin Yue Tao dan Tian Yu, sementara WN Singapura bernama Wan Beng Yang.

Helikopter Robinson R-66 itu disewa oleh keluarga Wan Beng Yang, salah seorang petinggi di Wuling Motors.

Istri Wan Beng Yang sejak Rabu pagi, sudah hadir dan meminta agar Helikopter didayagunakan maksimal melakukan pencarian.

“Please, please help me,” Ujar Istri WAN, sambil berurai air mata.

Kepala Kantor SAR Banten M Zaenal, mengkoordinasikan kedua helikopter dengan wilayah berbeda. Helikopter Dauphin Basarnas HR3603 akan terbang lebih dahulu menyusuri wilayah hingga Gunung Krakatau.

“Helikopter R66 akan beroperasi bergantian, di wilayah yang mendekati Pulau Panaitan, ada observer dari IDRT yang ikut pencarian, “ujar M Zaenal, kepada Reportase.tv, di base Ops Basarnas, Pelabuhan Merak, Rabu (6/11/2019).

Pencarian Rabu ini, Basarnas yang mengkoordinasikan 9 kapal dan dua helikopter, menyusuri wilayah sebelah selatan.

“Kami sudah mengirimkan notifikasi ke semua kapal-kapal yang melintas di Selat Sunda agar ikut mengawasi laut dan mengidentifikasi jika menemukan benda-benda yang dicurigai sebagai korban,” jelas Kepala Kantor SAR Banteng M Zaenal.

Dalam evaluasi hasil operasi Selasa malam, area pencarian akan diperluas hingga mendekati Pulau Panaitan, Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.

Komandan Tim Indonesia Divers Rescue Team (IDRT) Bayu Wardoyo menaiki Robinson R-66 Sebagai observer yang diminta keluarga dan Basarnas.

“Observasi dari udara akan maksimal karena sudah ada bahan bakar cadangan yang disiapkan di PLTU Labuan sebagai alternatif landing helikopter dan refuelling, “jelas Bayu.

Sementara itu, sejak pukul 08.00 pagi tim penyelam Basarnas Special Group (BSG) yang dipimpin Hardian Putra dan Tim Taifib Marinir juga melakukan penyelaman di lokasi terduga hanyut.

“Tim penyelam Basarnas telah mensimulasikan penyelaman korban, dengan kondisi dan waktu penyelaman yang hampir mirip, penyelam Basarnas saja terseret arus hingga 1.6 nautical mile dari titik awalnya,” jelas Bayu. (*)