Serangan Jet Tempur, 55 Ribu Anak di Suriah Terancam Mati

Jet Tempur Lakukan Serangan (docNet)

infobanten.id | Sekitar 55 ribu anak-anak di Suriah terputus dari akses bantuan dan terancam mengalami kelaparan. Kondisi ini dipicu sebuah serangan yang dilakukan oleh Presiden Suriah, Bashar al-Assad, yang memicu kerusakan besar-besaran dalam tujuh tahun perang Suriah.

Thomson Reuters Foundation melaporkan pasukan militer Suriah yang didukung oleh Angkatan Udara Rusia telah melancarkan serangan udara pada bulan lalu hingga membumi hanguskan wilayah selatan Suriah. Ratusan ribu orang diperkirakan tewas dan 11 juta penduduk Suriah terpecah-belah.

Lembaga PBB untuk anak-anak, UNICEF, mengatakan serangan ini juga telah membuat sekitar 55.000 anak-anak di Provinsi al-Quneitra, Suriah, berisiko tinggi terhadap kematian karena terputus dari akses bantuan. Provinis al-Quneitra adalah sebuah wilayah diperbatasan di dekat dataran tinggi Golan, yang diduduki oleh Israel.

“Ini soal hidup-mati bagi anak-anak ini. Mereka menjadi subjek serangan-serangan udara, jatuhnya bom-bom dan terputus dari bantuan kemanusiaan,” kata Caroline Anning, Juru bicara lembaga amal, Save the Children, dari Amman, Yordania.

Dalam beberapa pekan terakhir, lembaga amal tersebut mengatakan telah mendengar anak-anak meninggal dunia dan sakit karena meminum air kotor, dehidrasi, digigit scorpio dan ular.

Situs middleeastmonitor.com pada Sabtu, 21 Juli 2018 mewartakan, PBB telah memperingatkan bencana kemanusiaan di wilayah baratdaya Suriah ini disebabkan pertempuran yang meletup saat Angkatan Bersenjata Suriah yang didukung oleh Rusia menyerang untuk merebut kembali wilayah Selatan Suriah yang diduduki pemberontak.

Sayangnya serangan ini telah memicu perpecahan besar-besaran. Sekitar 270 ribu penduduk di wilayah barat daya Suriah dipaksa meninggalkan tempat tinggal mereka menyusul naiknya ketegangan. Juliette Touma, Juru bicara UNICEF di Amman mengatakan pihaknya sangat mengkhawatirkan adanya larangan akses terhadap kemanusiaan dan tindakan ini sangat tidak bisa diterima. (*)