.
infobanten.id l Serang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten menggelar kegiatan penyusunan rencana kontinjensi bencana kegagalan teknologi di aula BPBD Banten, Selasa (10/9/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk mengantisipasi ancaman bencana yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan industri di wilayah Banten.
Kepala Pelaksana BPBD Banten, Nana Suryana, mengatakan daerah Banten memiliki potensi bencana hidrometeorologi yang diakibatkan oleh parameter-parameter meteorologi, seperti curah hujan, kelembaban, temperatur, dan angin. Selain itu, bencana kegagalan teknologi juga menjadi ancaman serius yang dapat terjadi akibat kesalahan dalam pengoperasian, kelalaian dan kesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi dan atau industri.
“Seiring dengan berkembangnya industri di Banten, terutama yang bergerak di bidang gas bumi, diperlukan adanya antisipasi kedaruratan bencana kegagalan teknologi melalui penyusunan penanggulangan bencana,” ujar Nana.
Kegiatan ini merupakan bentuk sosialisasi, edukasi, dan membangun kewaspadaan masyarakat agar siap jika suatu saat terjadi bencana akibat kegagalan teknologi. Rencana kontinjensi yang disusun mencakup proses pengaturan awal, strategi dan prosedur dalam menanggapi potensi krisis kedaruratan, tanggung jawab, data, informasi, pengaturan dan kebutuhan.
“Pentingnya kontijensi adalah untuk meminimalisir dampak bencana dan sebagai acuan dalam mengambil keputusan. Sehingga dalam keadaan darurat, tindakan cepat dan efektif dapat terwujud apabila sudah tersedia sebelum bencana terjadi secara terkoordinasi dan berkelanjutan untuk kedaruratan,” jelas Nana.
Kegiatan ini digelar secara bersama-sama dengan OPD dan lembaga terkait, serta Ormas. Nana berharap penyusunan rencana kontinjensi di wilayah Banten bersama unsur terkait, baik vertikal-horizontal dan lintas sektoral dapat meningkatkan kewaspadaan dan meminimalisir dampak kerusakan dan korban jiwa.
Menurutnya dengan adanya fenomena perubahan iklim, berbagai ahli memprediksikan risiko terjadinya bencana akan semakin meningkat ke depannya.
“Oleh karena itu, perencanaan kontinjensi menjadi alat yang digunakan untuk memastikan masa depan yang lebih baik dalam menghadapi berbagai risiko bencana,” ujarnya. (*)