PLN Indonesia Power UBH Gelar Simulasi Tanggap Darurat Gempa dan Kebakaran Bersama BPBD Jakarta Barat

.

infobanten.id | Jakarta – PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pemeliharaan (UBH) bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta Barat menggelar latihan simulasi Tanggap Darurat Bencana (TAGANA) untuk skenario gempa bumi dan kebakaran.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta kesiapsiagaan para pegawai dan masyarakat sekitar dalam menghadapi potensi bencana, khususnya bencana besar seperti Gempa Bumi Megathrust dan kejadian kebakaran.

Simulasi ini melibatkan partisipasi aktif dari pegawai PLN Indonesia Power UBH, masyarakat sekitar lingkungan kerja, serta anggota BPBD Jakarta Barat. Pelatihan ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung dalam menangani kondisi darurat secara cepat, tepat, dan terkoordinasi.

Dalam pelaksanaannya, peserta mendapatkan pembekalan teori serta praktik lapangan mengenai prosedur evakuasi, penanggulangan awal kebakaran, dan koordinasi dengan tim penyelamat. Kegiatan ini juga dilengkapi dengan simulasi gempa buatan dan penggunaan alat pemadam.

Manager K3L PT PLN Indonesia Power UBH, Duta Kadayan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam membangun budaya tanggap bencana.

“Simulasi ini merupakan bagian dari upaya kami untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana, khususnya Gempa Bumi Megathrust yang mengancam wilayah Jawa dan Sumatra,” ujarnya, Kamis (22/05/2025).

Sementara itu, perwakilan BPBD Jakarta Barat, Bapak Haidir Sukma, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi yang telah terjalin. Ia menegaskan pentingnya peran semua pihak dalam membangun ketangguhan bencana secara kolektif.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada manajemen PT PLN Indonesia Power UBH atas kerja sama yang terjalin dalam kegiatan simulasi tanggap darurat ini. Ini langkah nyata dalam membangun ketangguhan menghadapi bencana,” kata Haidir.

Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh peserta, baik dari internal perusahaan maupun masyarakat sekitar, menjadi lebih tangguh dan siap dalam menghadapi situasi darurat. Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya meminimalkan risiko dan dampak yang ditimbulkan oleh bencana di masa mendatang. (*)