BPBD Kabupaten Lebak siaga hadapi banjir dan longsor

infobanten.id | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, memberlakukan siaga menghadapi banjir dan longsor bersamaan curah hujan cenderung meningkat menyusul memasuki badai La Nina.

“Kami pagi ini belum menerima laporan banjir dan longsor, meski curah hujan berlangsung sejak dini hari,” kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak Febby Rizky Pratama di Lebak, Selasa.

BPBD Lebak hingga kini siaga selama 24 jam, karena intensitas curah hujan dengan kapasitas frekuensi ringan, sedang dan lebat meningkat.

Peluang curah hujan itu mulai pagi, siang, sore, malam hingga dini hari.

Curah hujan seperti itu tentu berpotensi menimbulkan bencana banjir dan longsor, karena lokasi alam Kabupaten Lebak terdapat aliran sungai juga perbukitan dan pegunungan.

Karena itu, masyarakat yang tinggal di daerah langganan banjir dan longsor agar meningkatkan kewaspadaan untuk mengurangi resiko kebencanaan sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.

Penetapan siaga bencana alam tersebut karena diperkirakan puncak badai La Nina hingga Januari 2022.

“Kami minta aparat desa/kelurahan, kecamatan juga masyarakat agar tetap waspada menghadapi bencana alam itu,” ujarnya menjelaskan.

Menurut dia, warga Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak juga dilanda banjir Minggu (20/11) mengakibatkan 422 rumah tergenang air hingga ketinggian 80 sentimeter akibat luapan Sungai Cipedang.

Namun, beruntung bencana alam tersebut tidak menimbulkan korban jiwa karena mereka bergerak cepat menyelamatkan diri.

Selain itu juga masyarakat di daerah langganan bencana alam jika hujan terus menerus dipastikan mereka mengungsi ke tempat yang lebih aman.

“Kami terus memantau lokasi-lokasi rawan bencana alam agar tidak menjadi korban banjir dan longsoran tanah,” katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, BPBD Lebak melalui Posko Siaga telah mempersiapkan peralatan evakuasi menghadapi curah hujan meningkat.

Saat ini, peralatan evakuasi dengan kondisi baik mulai kendaraan operasional roda dua dan roda empat, perahu karet, pelampung, pompa sedot, gergaji mesin, tenda pengungsian dan tambang.

Selain itu juga kebutuhan logistik relatif aman dan cukup hingga enam bulan kedepan.

“Kami berharap semua elemen masyarakat yang tinggal di lokasi rawan bencana alam dapat meningkatkan kewaspadaan menghadapi curah hujan meningkat, ” katanya. (Red)