infobanten.id | Musim kemarau berkepanjangan yang melanda Indonesia berdampak kondisi kekeringan pada beberapa daerah, salah satunya Provinsi Banten.
Pada musim kemarau ini Banten telah memasuki kategori siaga dengan Hari Tanpa Hujan (HTH) 31 hari. Kekeringan adalah bencana yang berdampak sistematis jika dibiarkan dalam jangka panjang.
Dinas Pertanian Provinsi Banten menyatakan sebanyak 9.843 hektare lahan pertanian di 4 kabupaten di Banten mengalami kekeringan. Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Banten bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Banten bergerak cepat turun kelapangan untuk memantau daerah-daerah terdampak kekeringan tersebut.
Dari hasil assesmen tim dilapangan menemukan lokasi yang terkena dampak parah salah satunya di Kabupaten Pandeglang, Kecamatan Picung, Kp. Pamungkus.
“Dari hasil assesmen lapangan tim kita menemukan daerah yang terdampak kekeringan di Pandeglang salah satunya di Kampung Pamungkus Desa Ganggaeng, bahkan disana warganya Buang Air kebanyakan di hutan atau di belakang ruamh karena sangat susah air bersih” terang Jaja Sunarja Koordinator Daerah Pandeglang dalam keterangannya Minggu, 14/07/2019).
Persoalan ini dipicu tidak adanya sumber air tanah permanen yang ada dikampung tersebut, sehingga masyarakat hanya dapat mengandalkan debit curah hujan yang turun setiap tahunnya.
Kondisi ini juga yang akhirnya membuat 500 warga kampung Pamungkus harus berjalan 4 Km setiap hari untuk mengambil air bersih.
“Selain dari pantauan langsung dilapangan, ACT Banten juga mendapatkan laporan dari warga yang disampaikan via media social, seperti kekeringan yang terjadi di Cilegon” Ujar Kepala Cabang ACT Banten Aat Soihat.
Dari laporan yang disampaikan masyarkat, kekeringan terjadi di lingkungan Karet, Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan, sebanyak 35 kepala keluarga harus memanfaatkan bekas kubangan yang dibuat sebagai sumur sebagai tempat penampungan air.
Warga memanfaatkan air kubangan tersebut untuk kegiatan rumah tangga sehari-hari seperti mencuci dan mandi. Sedangkan untuk kebutuhan minum dan konsumsi lainnya mereka harus berjalan sejauh setengah kilometer untuk mendapatkan air bersih.
Dengan adanya laporan tersebut tentunya menambah informasi titik-titik potensial untuk segera dilakukan assesmen tim MRI dan ACT Banten.
Semakin parahnya isu kekeringan yang melanda wilayah Banten, ACT Banten tengah menyiapkan sejumlah program untuk menanggulangi krisis air bersih ini.
Kepala Cabang ACT Banten mengatakan tim program segera melakukan assesmen ke titik-titik potensial krisis air bersih dan mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam program ini.
“Kita akan mengirimkan water tank ke titik-titik lokasi krisis untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga disana, tentunya dengan kepedulian bersama,” ujar Aat. (*)