.
infobanten l Proyek pembangunan Over Pass Balaraja Barat B dan rehabilitasi Fly Over Cibodas di Provinsi Banten telah dirampungkan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Over Pas Balaraja Barat B dan Fly Over Cibodas memiliki sejumlah peran penting diantaranya mendukung konektivitas Jalan Nasional Kota Tangerang dengan Kota Serang, mobilitas masyarakat, dan akses kawasan industri. Lebih jauh lagi, keduanya juga termasuk dalam jaringan jalan Pantai Utara Jawa atau Pantura yang terhubung hingga Pelabuhan Merak.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK 1.5) Provinsi Banten, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Banten, Rahmat Donal mengatakan, kontrak pekerjaan Over Pas Balaraja Barat B dan Fly Over Cibodas sama-sama dimulai 4 Agustus 2023 dan rampung pada 26 September 2024 lalu.
“Pekerjaan OP Balaraja Barat dan FO Cibodas ini berada dalam satu paket dengan nilai kontrak sebesar Rp 100,3 miliar,” ujarnya dikutip dari laman Ditjen Bina Marga, Senin (8/10/2024).
Ia menambahkan, berdasarkan kajian beban lalu lintas yang dilakukan BPJN Banten, Over Pass Balaraja Barat sudah tidak mampu menampung lalu lintas yang semakin tinggi. Apalagi kondisi tersebut diperburuk oleh penyempitan jalan atau bottle neck akibat Over Pass Balaraja Barat kala itu selebar 7 meter, bersanding dengan Jalan Raya Serang yang lebih lebar, yaitu 14 meter.
Nomenklatur Over Pas Balaraja Barat B berasal dari duplikasi (penggandaan) Over Pas Balaraja Barat eksisting (sekarang Over Pass Balaraja Barat A). Hal ini meningkatan kapasitas Over Pass dari satu jalur dengan dua lajur menjadi dua jalur dengan empat lajur.
Over Pass sepanjang 60 meter ini dibangun melintasi Tol Tangerang Merak pada KM 39+400 dan terhubung dengan Gerbang Tol Balaraja Barat. Over Pass Balaraja Barat B dibangun menggunakan konstruksi jembatan bentang tunggal dari baja Box Girder, abutmen blok beton modular, serta timbunan tanah pilihan. Over Pass Balaraja Barat B dibangun dengan anggaran sebesar Rp 43,7 miliar yang terdiri dari total penanganan 475 meter (termasuk oprit) dengan lebar 11,5 meter.
Selanjutnya, pada rehabilitasi Fly Over Cibodas, PPK 1.5 melakukan penggantian oprit jembatan dari yang semula berupa material itmbunan pilihan menjadi mortar busa. Mortar busa merupakan optimalisasi penggunaan busa atau foam dengan campuran pasir, semen dan air (mortar) berkekuatan tinggi sehingga ideal menjadi dasar atau perkerasan jalan pada tanah lunak. Pengerjaan mortar busa relatif lebih cepat, lebih murah, dan memiliki ketahanan yang lebih lama dari beton konvensional.
Dengan kata lain penggunaan mortar busa akan memperpanjang ketahanan struktur Fly Over Cibodas ini. Selain itu, rehabilitasi Fly Over Cibodas juga mencakup pekerjaan minor berupa beutifikasi dinding oprit dengan pengecatan motif Awi Koneng. Motif tersebut dipilih sesuai nilai kearifan lokal Kota Tangerang.
Adapun tantangan selama masa pengerjaan rehabilitasi Fly Over Cibodas, yaitu cakupan panjang pekerjaan 450 meter dan lebar 14 meter mengharuskan penutupan total akses Fly Over Cibodas selama 14 bulan. Operasionalisasi lalu lintas kendaraan kecil hingga berat kemudian dialihkan ke jalan di kolong Fly Over. Tantangan berikutnya, selama masa proyek, PPK 1.5 dan penyedia Jasa KSO PT Kadi International-PT Bumi Marga Konstruksi (KSO KADII-BUMAKS) berpacu mengantisipasi datangnya banjir rutin di jalur bawah akibat meluapnya Kali Sabi.
Dari pantauan lapangan, kondisi Kali Sabi telah mengalami pendangkalan dan penyempitan sehingga permukaan air sangat dekat dengan deck bawah jembatan eksisting. Hujan setempat atau air kiriman dengan mudah menyebabkan banjir. “Fungsi lain dari FO Cibodas ini memang untuk mengantisipasi banjir akibat luapan Kali Sabi. Ketika terjadi banjir besar tahunan, jalan nasional ini bisa terputus selama satu minggu,” pungkas Donal. (*)