Pemkab Tangerang Laksanakan Pelacakan Untuk Antisipasi Klaster PTM

Pembelajaran tatap muka secara terbatas di sekolah di daerah itu.

infobanten.id | Pemerintah Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten melakukan pelacakan secara dini untuk mengantisipasi klaster baru penularan COVID-19 melalui pembelajaran tatap muka secara terbatas di sekolah di daerah itu.

“Sejauh ini di Kabupaten Tangerang tidak ditemukan klaster PTM, tetapi kita tetap mengantisipasinya dengan melakukan pelacakan secara dini,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Saefullah, di Tangerang, Jumat.

Ia mengatakan kasus COVID-19 klaster PTM di Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah menjadi peringatan bagi semua daerah agar lebih waspada terkait dengan masih adanya kemungkinan penularan virus corona baru itu.

Oleh karena itu, pihaknya akan meningkatkan pengawasan terhadap kesehatan para guru dan pelajar di daerah setempat.

“Jadi saat ini sebelum siswa dan guru masuk sekolah, terlebih dahulu dilakukan pengecekan. Mulai dari suhu tubuh hingga kondisi kesehatannya benar-benar sehat,” tuturnya.

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Satgas COVID-19 Kabupaten Tangerang terkait dengan perkembangan PTM di daerah tersebut.

Sebanyak 142 SMP, baik negeri maupun swasta di daerah itu yang sedang menjalankan PTM terbatas, katanya, sudah terverifikasi memenuhi sarana dan prasarana protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19.

“Semua sekolah sudah memenuhi tahapan sarpras (sarana prasarana), mulai dari tempat pencucian tangan, marka jarak duduk siswa sampai termometer pengecek suhu tubuh sudah terpenuhi,” katanya.

Jika pada akhirnya ditemukan kasus baru penularan virus atau klaster PTM di daerah setempat, katanya, secara otomatis pihaknya akan segera melakukan pencabutan izin pembelajaran untuk sementara waktu, dan selanjutnya kembali dilakukan pembelajaran dalam jaringan (daring).

“Yang jelas kalau ditemukan kasus baru, kita akan kembalikan ke pembelajaran daring. Setelah itu kita juga akan sterilisasi sekolah selama tuga hari atau maksimal tujuh hari,” ungkapnya.

Ia berharap, para orang tua murid selalu mengawasi dan mengingatkan anak-anaknya untuk menerapkan protokol kesehatan sebagai salah satu upaya mencegah penularan COVID-19 di sekolah.

“Tentu saja peran dari para orang tua sangat penting dalam menjaga anak-anaknya dari COVID-19, terutama orang tua harus selalu mengawasi dan mengingatkan protokol kesehatan kepada anaknya,” kata dia. (*)