infobanten.id | Baru-baru ini beredar isu politisasi ASN untuk Pilkada Tangerang Selatan yang dilakukan oleh bakal calo walikota Benyanin Davnie melalui pesan berantai WhatsApp. Pesan itu berisi arahan kepada lurah dan sekretaris kelurahan agar memetakan pilihan politik masyarakat dan mengumpulkan data pegawai di kelurahan serta RT dan RW.
Sejumlah pihak membantah soal isu tersebut. Termasuk sejumlah lapisan masyarakat yang menilai isu itu merupakan kabar bohong yang tidak bisa dipertanggungjawabkan atau hoax. Dalam pesan
Seperti yang disampaikan Arifyanto, Mantan Ketua RT di Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu. Ia menilai isu tersebut hanya untuk menyudutkan bakal calon petahana di Pilkada Tangsel.
“Saya meyakini bahwa pesan berantai tentang arahan kepada Lurah dan Sekel untuk memetakan pilihan politik dan mendata pegawai untuk kepentingan pilkada 2020 adalah hoax,” katanya.
Menurut dia, pesan berantai itu diragukan keasliannya. Kata dia, jika itu pesan yang asli, kenapa disebarkan oleh beberapa nomor yang tidak jelas identitasnya. “Apa urusannya wa itu sampai ke saya, saya bukan ASN saya bukan Lurah tapi ko wa itu sampai ke saya,” katanya.
Hal yang sama juga disampaikan salah satu warga perumahan, Imam Mahendra. Ia mengaku menerima pesan yang sama. Namun, Imam menduga ini kemungkinan cara-cara lama untuk menyerang petahana yang akan mencalonkan diri.
“Saya menerima broadcast yang sama. Rasanya kejadian seperti ini pernah terjadi di pilkada tahun 2011, seolah-olah terjadi anggapan bahwa ASN digerakan untuk memenangkan pasangan calon itu ada,” ujarnya.
Bahkan, Imam mempertanyakan terkait cara-cara seeprti itu yang masih digunakan. “Masa sih cara-cara lama seperti ini masih digunakan, saya rasa tidak mungkin, mengingat kemajuan teknologi yang sudah semakin canggih dan masyarakat sudah semakin cerdas dalam mengawasi proses pilkada,” katanya.
Menanggapi hal itu, Benyamin Davnie menanggapi santai. Ia juga menyayangkan kejadian black campaigne yang menyerang dirinya. “Hoax itu, masa sih cara seperti itu masih dipake. Kenapa sih harus sampai begitu menyerang pribadi bahkan kelembagaan, apa tidak ada cara lain untuk mengadakan adu gagasan, kenapa yang dikedepankan black campaign seperti ini,” katanya. (*)