
.
infobanten.id l Serang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten menggelar kegiatan jambore relawan kebencanaan di Taman Wisata Mahoni Bangun Sentosa (MBS) Kecamatan Curug Kota Serang Kamis (26/9/2024)
Provinsi Banten menggelar Apel Jambore Relawan Kebencanaan di Taman Wisata Mahoni Bangun Sentosa (MBS) Kecamatan Curug Kota Serang, Kamis, 26 September 2024.
Dalam Apel Jambore Relawan Kebencanaan tersebut dibuka Penjabat Gubernur (Pj) Banten Al Muktabar dengan ditandai pelepasan balon gas ke udara.
Menurut Pj Gubernur Al Muktabar. Kegiatan Apel Jambore Relawan Kebencanaan ini sebagai upaya dalam meningkatkan ketangguhan relawan kebencanaan dalam menghadapi bencana. Karena bencana merupakan suatu hal yang sangat tidak dikehendaki, tetapi mungkin terjadi.
“Kita tidak mempunyai pilihan. Bencana mungkin terjadi,” katanya.
Kewajiban semua pihak, lanjut Al Muktabar, adalah mempersiapkan baik secara individu, keorganisasian dan stakeholder agar semua memiliki ketangguhan menghadapi bencana.
“Bila terjadi bencana, kita hadapi dengan tanggap darurat saat peristiwa itu terjadi. Dilanjutkan dengan proses rehabilitasi dan rekonstruksi,” ujarnya.
Al Muktabar juga mengatakan, Jambore Kebencanaan merupakan salah satu upaya menumbuhkan kognitif, afektif dan psikomotorik kebencanaan bagi semua pihak yang mendedikasikan diri dalam penanggulangan bencana.
“Diharapkan sebagai insan bencana yang tangguh dan refleksi dirinya siaga bencana setiap saat,” ujarnya.
Al Muktabar juga mengatakan, prototype luar biasa dan beragam variasinya. Untuk itu, diperlukan sebuah sikap inovasi penanganan bencana di lokasi kejadian.
“Inovasi tersebut, sering muncul di lokasi kejadian, bukan didapatkan dalam teori maupun pelatihan,” kata Al Muktabar.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten Nana Suryana mengatakan, Peserta Jambore Relawan Kebencanaan adalah Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten. Apel Jambore Relawan Kebencanaan bertujuan melatih kesiapsiagaan pada saat bencana. Baik pra-bencana saat bencana maupun setelah terjadinya bencana.
“Jambore ini berkaitan antara lain dengan evakuasi dan memberikan pelayanan pada saat terjadi bencana kepada pengungsi,” ujar Nana.
Sedangkan jenis-jenis yang dilombakan antara lain dapur umum, pemasangan tenda dan cerdas cermat dan evakuasi di air. Sementara proses penilaian meliputi seluruh komponen. Lomba dapur umum, misalnya, penilaian bukan hanya sekedar memasak untuk pengungsi tapi juga menyediakan menu dari berbagai usia untuk memenuhi kebutuhan gizi dan protein pada korban bencana.
Juri akan melihat dari data pengungsi misalnya ada balita, lansia ibu hamil dan ibu menyusui agar para pengungsi bisa terjamin kesehatannya dan itu menjadi poin penting dalam penilaian oleh dewan juri selain dari kecepatan dan ketepatan,” katanya. (*)