
Pandeglang, Infobanten.id | Menjadi wilayah dengan kesadaran Buang Air Besar Sembarangan (BABS) terendah kedua di Provinsi Banten, membuat seorang Ibu muda tergerak untuk berbuat sesuatu di Kampung Bahbul, Desa Kertaraharja, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Melalui lembaga Laz Harfa, Indah Prihandini mengkampanyekan hidup sehat dengan mengajak warga Kampung Bahbul untuk meninggalkan kebiasan buruk BABS yang telah dilakukan secara turun temurun. Dimulai pada tahun 2014 Indah Prihandini sang Inisiator melakukan sosialisasi kepada sekitar 300 warga untuk beralih dari kebiasaan lama dengan membiasakan diri BAB di Closet (Jamban) guna meningkatkan kebersihan lingkunan dan kesehatan.
“Perilaku ini dilakukan secara turun temurun, serta tidak adanya edukasi yang bagus tentang dampak buruk bagi kesehatan.” Ujar Indah Prihandini Laz Harfa Banten.
Selama kurang lebih dua tahun, Sang inisiator berhasil mengajak warga Kampung Bahbul untuk BAB di Closet. Jauhnya lokasi dari perkotaan serta rendahnya ekonomi masyarakat menjadi kendala tersendiri bagi sang inisiator untuk merealisasikan Jamban pribadi di setiap rumah warga. Dengan kondisi seperti ini sang inisiator mengajak warga untuk mengadakan arisan (undian) dengan kesepakatan setiap nama yang keluar dalam arisan akan dibangunkan jambam pribadi.
“Kita buat secara bergilir dengan sistem arisan. Dengan kondisi seperti ini walaupun perlahan namun akan tercapai tujuan hidup sehat dan memiliki rasa malu terhadap orang lain jika melakukan BABS,”jelas Indah.
Salah seorang warga juga menerangkan, jika sebelumnya BABS ini biasa di lakukan di belakang rumah, kebun sampai ke aliran sungai di sekitar perkampungan. Hal tersebut dilakukan oleh warga karena belum adanya kesadaran dari warga akan rasa malu dan kepedulian tentang kesehatan serta kurangnya sosialisai tentang buruknya BABS dari pemerintah setempat.
Narza ketua rt 001/003 mengatakan bahwa warga belum terbuka tentang buruknya Buang Air Besar (BABS) bagi kesehatan. Selain tidak adanya sosialisasi, akses jalan yang rusak serta jauh dari pasar menjadi kendala bagi warga untuk memiliki closet di rumahnya.
“Belum ada sosialisasi tentang BABS dari pemerintah desa”. Tambanya
Dengan dilakukannya arisan seperti ini diharapkan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan pola hidup sehat dapat terbangun, sehingga tidak adanya masyarakat yang terjangkit wabah atau penyakit yang dibawa oleh serangga seperti lalat dan nyamuk akibat tempat tinggal yang kotor. (Fjr/inf)