BI: Neraca Perdagangan Indonesia Bulan Oktober Defisit 1,82 Milliar Dollar AS

infobanten.id | Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2018 mencatat defisit 1,82 miliar dolar AS, seiring permintaan domestik yang masih kuat. Defisit bersumber dari neraca perdagangan nomigas dan neraca perdagangan migas. Dengan perkembangan tersebut, secara kumulatif Januari-Oktober 2018, neraca perdagangan Indonesia mencatat defisit 5,51 miliar dolar AS.

Defisit neraca perdagangan nonmigas tercatat 0,39 miliar dolar AS, setelah pada bulan sebelumnya mencatat surplus 1,32 miliar dolar AS. Defisit ini dipengaruhi kenaikan impor nomigas yang melebihi peningkatan ekspor nonmigas.

“Peningkatan impor nonmigas tercatat sebesar 2,39 miliar dolar AS (mtm), terutama berupa bahan baku/penolong dan barang modal antara lain mesin dan pesawat mekanik, mesin/peralatan listrik, besi dan baja, plastik dan barang plastik, serta ampas/sisa industri makanan,” ujar
Agusman Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi, pada siaran pers di website resmi Bank Indonesia.

Sementara itu, ekspor nonmigas meningkat 0,68 miliar dolar AS (mtm), didorong oleh komoditas manufaktur seperti, kendaraan dan bagiannya, perhiasan/permata, alas kaki, dan bahan kimia anorganik. Dengan perkembangan ini, neraca perdagangan nonmigas secara kumulatif Januari-Oktober 2018 mencatat surplus sebesar 5,22 miliar dolar AS.

Agusman melanjutkan, defisit neraca perdagangan migas pada Oktober 2018 tercatat 1,43 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,00 miliar dolar AS.

Kenaikan defisit neraca perdagangan migas terutama dipengaruhi impor migas yang meningkat sebesar 0,62 miliar dolar AS (mtm), terutama akibat kenaikan impor minyak mentah, hasil minyak, dan gas. Sementara itu, ekspor migas meningkat lebih terbatas yakni sebesar 0,20 miliar dolar AS (mtm), didorong oleh ekspor gas yang meningkat di tengah ekspor minyak mentah dan hasil minyak yang menurun.

“Dengan perkembangan ini, neraca perdagangan migas secara kumulatif Januari-Oktober 2018 mencatat defisit sebesar 10,74 miliar dolar AS,” papar Agusman. Menurutnya, Bank Indonesia memandang defisit neraca perdagangan Oktober 2018 tidak terlepas dari pengaruh permintaan domestik yang masih tinggi, khususnya investasi.

Kegiatan investasi ini diyakini dapat berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing perekonomian ke depan. Dengan perkembangan neraca perdagangan hingga Oktober 2018, Bank Indonesia memprakirakan defisit neraca transaksi berjalan tetap berada dalam level yang aman, yakni di bawah 3% PDB. (*)