.
infobanten.id | Kab. Lebak . Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, memetakan 70 Desa tersebar di 20 Kecamatan tahun 2024 masuk daerah rawan kekeringan dan krisis air bersih.
Kepala BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizky Pratama di Rangkasbitung mengatakan pemetaan daerah rawan kekeringan dan krisis air bersih sehubungan musim kemarau berkepanjangan dan puncaknya Agustus 2024.
BPBD Kabupaten Lebak dan PUPR Provinsi Banten akan melakukan upaya penanganan jika masyarakat terjadi kekeringan dan krisis air bersih dengan membangun sumur bor di lokasi tersebut.
Selain itu juga jika darurat akan dilakukan pendistribusian air bersih dengan mengerahkan tiga unit kendaraan tangki dan kapasitas air 5.000 liter/tangki.
“Kami sampai hari ini belum menerima adanya laporan masyarakat yang terjadi kekeringan dan krisis air bersih,” kata Febby, kepada wartawan, Kamis (01/08/2024).
Menurut dia, BPBD memetakan 70 desa yang masuk daerah rawan kekeringan dan krisis air bersih itu tersebar di 20 kecamatan antara lain Kecamatan Cimarga, Warunggunung, Sajira, Maja, Cirinten, Wanasalam dan Leuwidamar.
Selain itu juga Kecamatan Cihara, Bayah, Gunungkencana, Kalanganyar, Banjarsari, Cileles, Cijaku, Cipanas, Curugbitung, Cijaku, Cibeber, Cileles, dan Cibadak.
“Kami siaga selama 24 jam menghadapi musim kemarau berkepanjangan untuk memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat,” kata Febby.
Febby mengatakan, masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih karena berbagai faktor di antaranya belum tersentuh jaringan pelayanan PDAM.
Selain itu juga ketersedian air bawah tanah terjadi kekeringan yang menyebabkan sumur timba dan ‘jetpump’ tidak mengeluarkan air.
BPBD Lebak juga berharap warga yang belum tersentuh pelayanan PDAM agar bisa terlayani sehingga jika musim kemarau tidak terjadi krisis air bersih.
“Kami berharap semua warga bisa tersentuh pelayanan PDAM, sehingga jika kemarau berkepanjangan terpenuhi ketersediaan air bersih,” tutupnya. (*)