.
infobanten.id l Serang – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten mengimbau kepada masyarakat tentang situasi Darurat Global Mpox. Imbauan tersebut, disampaikan melalui berbagai media massa dan sejumlah pamplet yang di pasang di ruang-ruang public.
Dalam pamplet tersebut tertulis, diantaranya tentang 88 kasus Mpox yang melanda tanah air. Disebutkan bahwa penyakit ini harus diwaspadai dan perlu segera ditangani karena dapat menular kepada orang lain.
Tularan bisa melalui percikan air liur oleh orang yang mengalami Mpox.
Kemudian tularan bisa melalui kontak langsung kulit dengan kulit antara orang yang terkena Mpox. Serta hubungan sexsual dengan orang yang terjangkit Mpox dan benda bekas yang dipakainya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sebaran kasus Mpox di Indonesia paling banyak terjadi di DKI Jakarta, disusul Jawa Barat dan Banten, serta di beberapa wilayah lainnya di Indonesia.
Orang yang terkena Mpox, pertama ditandai dengan ruam kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, terutama pada bawah dagu, bawah rahang, leher, dan selangkangan dan Demam dengan suhu badan 38,5 hingga 40,5°C.
Untuk diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi menetapkan wabah Mpox sebagai keadaan darurat Kesehatan.
Hal itu disampaikan secara resmi melalui kanalnya yang ditayangkan sejak Rabu 14 Agustus 2024 lalu.
Wabah Mpox ini ternyata tak kalah ganas dengan Covid 19 yang muncul pertama kali di Huan, China.
Mpox ini pertama kali muncul di negara Repulik Demokratik Kongo.
Virusnya berasal dari infeksi Orthopoxvirus dan pertama kali terdeteksi pada manusia pada 1970.
Penyakit ini dianggap endemik di negara-negara di Afrika tengah dan barat.
Bahkan penyakit Mpox ini, telah dilaporkan di Kongo selama lebih dari satu dekade, dan jumlah kasus yang dilaporkan setiap tahun terus meningkat. (*)