Dua Kecamatan Di Pandeglang Jadi Sentra Penangkaran Benih Padi

Bupati Pandeglang Irna Narulita, melakukan gerakan tanam bersama Korporasi Petani bakal peroduksi benih di areal Pertanian Blok Karamat, Desa Ciawi, Kecamatan Patia, Senin (23/12/2019).

infobanten.id | Kecamatan Patia dan Sukaresmi Kabupaten Pandeglang dijadikan sentra penangkaran benih padi yang dapat menyuplai benih padi untu wilayah Banten, bahkan sampai wilayah Sumatera dan Papua.

Terpilihnya dua kecamatan itu terungkap saat jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) Sub Direktorat (Subdit) padi tadah hujan dan lahan kering bersama-sama Bupati Pandeglang Irna Narulita, melakukan gerakan tanam bersama Korporasi Petani bakal peroduksi benih di areal Pertanian Blok Karamat, Desa Ciawi, Kecamatan Patia, Senin (23/12).

Hadir juga dalam kegiatan itu, Dinas Pertanian Provinsi Banten, unsur Forkopimda Pandeglang, Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang dan para kelompok tani.

Kasubdit padi tadah hujan dan lahan kering Kementan, Dina menjelaskan, pihaknya tahun ini memunculkan berbagai bantuan benih dan program penangkaran benih untuk Provinsi Banten.

Tahun ini lokasi pembenihan di Kecamatan Patia dan Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang dengan luas lokasi areal guna penangkaran benih ini 1000 hektare.

“Target hasil produksi delapan ton per hektarw, minimal dari hasil ini dua tonnya per hektare untuk benih,” katanya.

Dina memastikan, benih yang ditanam di kawasan areal penangkaran cukup tahan dari gangguan hama. Pasalnya benih yang ditaman benih unggulan.

Dina menjelaskan, setelah produksi benih pihaknya akan terus mendorong Korporasi Patani untuk pengembangan pengelolaan beras.

“Nanti setelah benih, kita bersama Korporasi mengelola berasnya. Akan kita selesaikan dari hulu ke hilir,” terang Dina.

Sementara, Bupati Pandeglang Irna Narulita berharap, petani dapat melakukan tanam secara optimal guna menghasilkan padi yang berkualitas.

Selain itu, Irna mengimbau para petani di Kecamatan Patia dan sukaresmi ikut mendaftar asuransi, untuk mengantisipasi kerugian petani apabila terjadi gagal panen akibat hama dan bencana.

“Dengan cukup membayar tiga puluh lima ribu rupiah per hektare ke pihak Jasindo, maka jika terjadi gagal panen bisa klaim asuransi dengan mendapatkan enam juta rupiah per hektare,” terang Irna.

Irna, berjanji, akan terus berusaha menangani masalah petani seperti pengelolaan hasil produksi padi di Pandeglang. Caranya dengan menekan pihak Bulog untuk menampung hasil panen.

“Selain itu, kami juga akan menyelesaikan persoalan pengelolaan padi ini bersama korporasi petani, mulai dari hulu ke hilir,”  teran Irna seperti dilansir dari instagram resmi humas Pandeglan. (*)