
infobanten.id | Pemerintah Provinsi Banten mendorong pelaku UMKM untuk lebih mengutamakan kualitas dan kreativitas, sehingga produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan produk-produk dari luar Banten, Selasa, (30/10/2019).
Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) mengungkapkan bahwa produk-produk UMKM di Banten memiliki kualitas yang baik, hanya saja masih banyak produk yang tidak memikirikan kemasannya, padahal kemasan menjadi salah satu faktor meningkatnya harga jual produk.
“Yang penting, bapak ibu memproduksi kualitas nomor satu. Yang bagus kita promosikan,” katanya.
Ia pun menginstruksikan kepada organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk melakukan pembinaan kepada para pelaku usaha kecil setelah melakukan kesepakatan dengan pelaku usaha menengah dan besar.
“Bapak dan ibu ini pahlawan atau pejuang bagi perekonomian Banten. Banten produktif, Banten mampu bersaing. Kita menjadi pasar rebutan produsen luar negeri. Kenapa kalah di rumah sendiri?,” tantangnya.
Para pelaku usaha kecil dan OPD terkait untuk merumuskan langkah dan strategi untuk mengiring perkembangan destinasi wisata yang kini semakin ramai dikunjungi bahkan dalam satu tahun bisa mencapai jutaan pengunjung. Yakni Kawasan Kesultanan Banten dan Negeri Di Atas Awan (NDA) Citorek Kabupaten Lebak.
“Setelah revitalisasi pengunjung Kawasan Kesultanan Banten dalam setahun mencapai 6 juta orang. Sebentar lagi setelah jalan jadi Negeri Di Atas Awan Citorek juga ramai,” ungkapnya.
“Sentra-sentra keramaian itu itu harus dimanfaatkan oleh UMKM,” imbuhnya.
Ditegaskan, pihaknya sudah instruksikan OPD terkait untuk memberi merek atau branding Banten terhadap produk-produk Banten. Barang atau produk bagus dikemas dengan bagus. Sehingga produksi barang Banten tidak dibawa keluar untuk diberi merek di luar.
Ia mencontohkan perkembangan Kopi WH yang pemintaan pasarnya terus meningkat. Kopi WH merupakan kopi asli produksi Banten kualitas bagus. Kini dengan kemasan bagus dan merek WH menjadi kombinasi pas untuk daya saing produk Banten.
“Kini dalam setahun permintaannya sudah mencapai 180 ton,” ungkapnya.
WH juga memaparkan BUMD Agrobisnis yang bakal didirikan oleh Pemprov Banten. Melalui BUMD Agrobisnis, Pemprov Banten berusaha memotong jalur distribusi sehingga memberikan lebih banyak kepada para petani.
Sekaligus untuk mencegah para petani terjebak sistem ijon ataupun terjerat rentenir gara-gara kesulitan modal produksi.
Dalam beberapa kesempatan, WH juga ungkapkan langkah Pemprov Banten yang menyewa lahan seluas 3000 hektare. Jengkol, kopi, dan cabe saat ini menjadi pilihan untuk ditanam. Jengkol dan cabe dipilih karena menjadi kontributor utama inflasi. Sedangkan kopi dipilih karena kopi Banten mampu bersaing dengan kopi dari daerah lain.
“Kita tanam nanti bahan baku yang dibutuhkan bapak dan ibu untuk men-suport usaha bapak dan ibu semua,” ungkapnya. (*)