infobanten.id | Pada 22 Mei 2019 sekitar pukul 16.30 WIB, Jokowi dan Prabowo Subiantosama-sama melakukan konferensi pers.
Mereka menyampaikan hal yang sama yakni mengenai kerusuhan yang terjadi di aksi 22 Mei dan mengingatkan persatuan Indonesia
Selain itu, Jokowi dan Prabowo Subianto juga mengingatkan agar tak melakukan kekerasan terlebih umat Muslim sedang melakukan ibadah di bulan Ramadhan.
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan dirinya secara terbuka menerima pihak lain untuk bersama-sama bekerja sama demi kemajuan Indonesia.
“Ini adalah bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, penuh ampunan, penuh kasih sayang untuk kita saling menghormati, menghargai sebagai kewajiban umat Islam untuk mengamalkan amal soleh untuk berbuat baik,” ucap Jokowi di Istana Negara.
“Saya membuka diri kepada siapapun untuk bersama-sama untuk bekerja sama membangun negara ini, memajukan negara ini,” ujarnya.
Jokowi menyatakan secara tegas tidak akan memberikan toleransi terhadap pihak yang berusaha merusak demokrasi dan keamanan negara.
“Saya juga tidak memberikan toleransi kepada siapapun mengganggu keaman dan proses demokrasi dan persatuan terutama perusuh-perusuh,” katanya.
Menurutnya, perusuh yang melakukan aksinya pada tanggal 21 Mei malam hingga 22 Mei akan ditindak tegas sesuai dengan peraturan yang ada.
“Kita tidak akan memberikan ruang untuk perusuh-perusuh yang akan merusak daerah kita negara Republik Indonesia,” ujarnya.
Didampingi Menkopolhukam Wiranto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Jokowi mengatakan perusuh akan diberikan hukuman bila terbukti bersalah.
“Tidak ada pilihan, TNI dan Polri akan menindak tegas sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.”
Di akhir pidatonya, Jokowi mengimbau agar masyarakat tetap tenang sebab situasi demonstrasi masih terkendali.
Jokowi juga mengajak masyarakat agar tetap mempertahankan persatuan Indonesia.
“Situasi masih terkendali, masyarakat tidak perlu khawatir. Saya mengajak mari kita merajut persatuan kita, persaudaraan, dan kerukunan karena Indonesia adalah rumah kita bersama,” tandasnya.
Di waktu yang bersamaan, Prabowo Subianto juga melakukan konferensi pers di kediamannya di Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Prabowo Subianto mengatakan pihaknya tidak menempuh jalur kekerasan terkait penolakan hasil Pilpres 2019.
Ia lebih memilih untuk melaporkan dugaan kecurangan Pilpres 2019.
“Seperti yang sudah kami sampaikan berkali-kali sebelumnya, kami mendukung semua penggunaan hak konstitusional yang berakhlak, yang damai, dan tanpa kekerasan dalam perjuangan politk kebangasaan kita,” katanya.
Prabowo Subianto juga mengimbau agar masyrakat tidak melakukan tindak kekerasan yang melanggar hukum.
Tak hanya itu, Prabowo Subianto juga meminta agar netizen dan politisi menahan diri melakukan provokasi melalui media sosial.
“Termasuk pejabat dan netizen untuk menghindari kekerasan verbal yang dapat memprovokasi apalagi di bulan Ramadan yangg suci ini.”
Prabowo Subianto mengecam tindakan kekerasan yang terjadi di depan kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin dan Asrama Bromob di Petamburan.
“Kami meminta peristiwa kekerasan tadi malam dan tadi pagi yang telah mencoreng nama bangsa Indonesia jangan boleh terjadi lagi. Bila hal ini terjadi lagi maka kami khawatir rajutan dan anyaman kebersamaan kita akan tak terjalin lagi,” katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id