infobanten.id | Program dana desa yang digulirkan di era Presiden Joko Widodo di Kabupaten Lebak, Banten mampu meningkatkan sektor ekonomi masyarakat pedesaan melalui akses lalu lintas relatif baik dan bisa menekan biaya angkutan.
“Sekarang, warga di sini kegiatan ekonomi dilakukan selama 24 jam dengan membaiknya pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan,” kata Sekretaris Desa Margajaya Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak, Wawat Hadiyawati di Lebak, Sabtu.
Pembangunan infrastruktur melalui program dana desa yang digulirkan Presiden Jokowi tahun kelima berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat.
Masyarakat di sini sebelumnya ada program dana desa tingkat kemiskinan cukup tinggi hingga 50 persen atau 3.000 jiwa dari jumlah penduduk 6.000 jiwa juga desanya masuk kategori desa tertinggal akibat buruknya infrastruktur dan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat dan kesehatan.
Namun, kata dia, saat ini tingkat pendapatan ekonomi masyarakat relatif baik juga kemiskinan menurun drastis hingga tujuh persen atau 420 jiwa yang masih menyandang pra sejahtera.
Selain itu juga desanya kini sudah terbebas dari desa tertinggal tahun 2018 dengan membaiknya sarana jalan, jembatan, pendidikan dan kesehatan.
Saat ini, ujar dia, kegiatan ekonomi warga yang mengandalkan sektor pertanian pangan, hortikultura dan palawija serta perkebunan karet kini menggeliat.
Bahkan, kegiatan ekonomi warga setempat dilakukan selama 24 jam dengan mengangkut hasil pertanian dan perkebunan ke luar daerah.
“Kami melihat setiap hari kendaraan truk diesel membawa pisang, singkong, getah karet dan sayur-sayuran ke Kebayoran dan Palmerah Jakarta setelah adanya program dana desa itu,” katanya menjelaskan.
Menurut dia, tingkat pendapatan ekonomi warga yang sebelumnya buruh tani semula Rp15.000, namun kini menjadi Rp120 ribu/hari.
Penghasilan ekonomi warga cukup baik dengan rata-rata Rp30 juta/hektare dengan panen selama tiga bulan.
Meningkatnya pendapatan ekonomi warga tentu dapat menekan urbanisasi ke luar daerah dengan menggeliatnya klaster-klaster ekonomi masyarakat pedesaan.
Begitu juga anak-anak di sini bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/SMK/MA dan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) cukup tinggi.
Lebih bangganya, kata dia, warga Desa Margajaya yang menyandang sarjana strata 1 sebanyak 100 orang.
“Kami minta program dana desa itu dilanjutkan karena sangat membantu peningkatan ekonomi masyarakat pedesaan,” katanya menjelaskan.
Ditempat terpisah, Kepala Seksi Sosial Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak Rusli mengatakan selama ini program dana desa sangat berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan warga dan mampu menurun kemiskinan serta membebaskan desa tertinggal.
Apalagi, warganya itu berada di kaki Gunung Halimun Salak sehingga terdapat 10 desa masuk kategori terpencil antara lain Desa Sindanglaya, Cilebang, Cirompang, Citujah, Hariang, Majasari, Sobang, Sukajaya, Sukamaju dan Sukaresmi.
Namun, setelah adanya program dana desa kini mengalami kemajuan pesat juga tingkat pendapatan ekonomi masyarakat di daerah itu cenderung meningkat.
“Kami mengapresiasi kegiatan ekonomi desa berkembang dengan tumbuhnya kerajinan gula aren hingga mampu ekspor ke luar negeri,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lebak Rifai Artamin mengatakan saat ini ekonomi pedesaan menggeliat pada sektor pertanian dan perkebunan juga tumbuhnya usaha kerajinan masyarakat.
Sebagian besar masyarakat pedesaan sudah membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan menampung produksi usaha kerajinan rumahan.
Pembangunan infrastuktur program dana desa yang digulirkan pemerintah pusat untuk alokasi Kabupaten Lebak Rp450 miliar/tahun untuk 340 desa dan setiap desa menerima kucuran dana berkisar antara Rp900 juta sampai Rp1,2 miliar.
“Kami mendorong program dana desa tahun ini untuk pengembangan ekonomi desa,” katanya. (*)