Reka Ulang ART Habisi Anak Majikan

Pelaku Sadis Pembunuh Anak Majikan Saat Jalan Rekontruksi

infobanten.id | Ratusan warga perumahan Perumahan Griya Asri Cluster Mahoni, Kelurahan Cikande, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang meneriaki Sani (29), tersangka pembunuh anak majikan saat rekonstruksi berlangsung, Rabu (8/8). Sejak awal, lokasi rekonstruksi di rumah keluarga korban, sudah banyak dijejali warga yang ingin menonton.

Dalam reka ulang pembunuhan anak majikan oleh pembantunya itu, petugas harus bekerja ekstra keras untuk menghalau para warga yang ingin menonton. Bahkan, beberapa personel polisi juga ditempatkan di sekeliling lokasi, supaya warga tidak mendekat.

Sorakan warga terdengar bergemuruh, saat tersangka datang kelokasi. Dengan pengawalan ketat anggota kepolisian bersenjata lengkap, Sani yang menggunakan pakaian tahanan dan penutup muka hanya tertunduk lesu. Pelaku kemudian langsung digiring untuk menjalani adegan pembunuhan tersebut.

Tersangka dalam kasus ini, tanpa canggung melakukan reka ulang, adegan pembantaian RA (3), dilakukan sebanyak 19 adegan. Adegan pertama diawali saat Sani dimarahi oleh ibu korban Sutihati, karena pelaku sering membawa laki-laki kerumahnya.

Ketika rumah sepi ditinggal bekerja oleh kedua orangtua korban, timbul niat jahat pelaku. Pada adegan ke sembilan dan dua belas, saat korban berada di kamar mandi berukuran 1×2,5 meter, pelaku dengan kejam melakukan penganiyaan hingga menenggelamkan korban kedalam ember setinggi 50 centi meter.

Merasa telah membunuh anak majikannya, Sani kemudian berniat melarikan diri. Sebelum melarikan diri pelaku mengambil barang berharga milik ibu korban berupa handphone dan uang Rp100 ribu. Setelah itu, pelaku bergegas meninggalkan rumah korban.

Ayah korban Ahmad Rozali mengaku tidak pernah menyangka jika Sani bisa melakukan perbuatan itu kepada anaknya. Dia mengenal Sani sebagai sosok perempuan yang baik, taat beribadah dan rajin mengaji.

“Sehari-harinya normal, suka masak, ibadah. Makanya saya nggak menyangka kok dia bisa setega itu kepada anak saya,” katanya saat ditemui dilokasi reka ulang.

Selama ini, Rozali menjelaskan sudah menganggap Sani sebagai saudaranya. Apalagi dia merasa kasian, karena korban sering bercerita dianiaya oleh orangtuanya dan mantan suaminya.

“Dia suka curhat sering dipukulin bapaknya dan suaminya (mantan), saya ngarasa kasian, gimana kalau posisi saya seperti dia. Makanya dia sudah saya nggap kaya saudara sendiri,” jelasnya.

Rozali menduga, pembunuhan anaknya itu ditenggarai oleh teguran istrinya kapada pelaku yang sering menerima tamu laki-laki hingga larut malam. Padahal teguran itu sebagai bentuk perhatian kepada pelaku.

“Saya juga sempat ngomong ke pelaku, punya pelet apa sampai banya cowonya. Yang saya liat ada tiga cowo. Karena sering ada tamu sampai jam 1 malam, istri saya diminta untuk menegurnya, karena malu dengan tetangga,” tandasnya.

Rozali berharap, pelaku dapat dihukum yang seberat-beratnya atau dihukum mati, sesuai dengan perbuatannya tersebut.

“Nyawa dibalas dengan nyawa. Pelaku harus dihukum mati,” tegasnya.

Sementara itu, Kapolres Serang AKBP Indra Gunawan mengatakan dalam reka adegan ini, rencananya pelaku melakukan 18 reka adegan. Namun saat dilokasi, bertambah 1 menjadi 19 adegan.

“Tambahannya 1 adegan, saat pelaku mengemas barang-barang pribadinya, seperti pakaian,” katanya.

Menurut Indra, motif pembunuhan anak majikan tersebut masih sama, yaitu kesal karena dilarang pacaran oleh majikannya. Sehingga pelaku gelap mata dan merencanakan pembunuhan tersebut.

“Motifnya masih sama, karena kesal dilarang pacaran,” ujarnya. (*)