infobanten.id | Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Banten membina perajin kain tenun masyarakat Badui guna meningkatkan kualitas.
“Pembinaan kerajinan kain tenun Badui itu agar dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat setempat,” kata Kepala Seksi Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Sutisna di Lebak, Minggu. (07/07/2019).
Pembinaan kerajinan kain tenun Badui tersebut di antaranya pelatihan hingga magang ke sejumlah daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Pelatihan kerajinan tenun Badui untuk meningkatkan mutu dan kualitas, di antaranya menggunakan bahan baku baku benang dari Majalaya, Bandung.
Selain itu juga bahan baku pewarna,corak dan motif dari pepohonan dan dedaunan yang alami.
Selama ini, produksi kain tenun Badui memiliki kualitas, sehingga desenair terkemuka dari Jakarta memperagakan busana Baduy di tingkat internasional.
Pembinaan kerajinan Badui itu dilakukan secara bertahap karena jumlah perajin sekitar 420 unit usaha tenun Badui dan memberikan dampak positif bagi penduduk sebanyak 10.600 jiwa.
Mereka perajin Baduy dikerjakan menggunakan peralatan manual tanpa mesin dan mereka mengerjakan satu potong kain tenun Baduy berukuran 2×3 meter persegi mencapai dua hari.
“Kami optimistis melalui pembinaan itu kain tenun Baduy menembus pasar domestik dan mancanegara,” ujarnya menjelaskan.
Menurut dia, keunggulan kain tenun Badui itu banyak corak warna dan motif berbeda di antaranya poleng hideung, poleng paul, mursadam, pepetikan, kacang herang, maghrib, capit hurang, susuatan, suat songket dan semata (girid manggu, kembang gedang, kembang saka).
Selain itu juga motif adu mancung, serta motif aros yang terdiri atas aros awi gede, kembang saka, kembang cikur, dan aros anggeus.
Saat ini, harga kain tenun Baduy di tingkat perajin mulai Rp 150.000 sampai Rp1,2 juta per potong dan tergantung ukuran.
“Saya kira perbedaan warna dan motif itu yang memiliki keunggulan kain tenun Baduy,” katanya.
Sementara itu, sejumlah perajin kain tenun Baduy di kawasan masyarakat ulayat Baduy di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak mengatakan mereka kini terus memproduksi karena banyaknya permintaan dari luar daerah hingga mancanegara.
Bahkan, mereka merasa kewalahan setelah dipasarkan melalui penggunaan teknologi internet.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah daerah yang memberikan pelatihan sehingga bisa menembus pasar domistik dan mancanegara,” kata Neng (45) seorang perajin tenun Baduy warga Kadu Ketug Desa Kanekes Kabupaten Lebak. (*)