infobanten.id | Selain menjadi salah satu Provinsi yang memiliki seribu ulama dan sejuta santri, Banten juga dikenal dengan keberadaan para pendekar yang memiliki seni beladiri yang tangguh serta setia dalam mempertahankan Indonesia dari para tangan penjajah.
Selain menjaga keamanan di wilayah Banten, keberadaan para pendekar Banten juga sebagai penyeimbang keharmonisan dan keselarasan hidup masyarakat di tanah jawara ini.
Salah satu perguruan silat yang merupakan silat tertua dan asli wong Banten yaitu Perguruan Terumbu Banten turut serta bersuara terkait aksi-aksi Anarkis, hingga upaya penusukan Menkopolhukam Wiranto di Kabupaten Pandeglang, Kamis 10 Oktober 2019 lalu.
“Kalau unjuk rasa boleh-boleh saja, asal jangan keluar dari koridor yg ada, contoh jangan anarkis ikuti aturan yang ada serta dengarkan arahan petugas sehingga semua aspirasi dapat terakomodir dengan baik. Karena khawatir aksi mulia untuk menyampaikan pendapat malah dimanfaatkan oleh para penjahat politik yang memiliki kepentingan dan tujuan untuk melawan pemerintahan yang sah,” kata Yadi Sufiyadi saat Ditemui di Kediamannya, Selasa, (15/10/2019).
“Masyarakat Banten pada khususnya dari zaman rekiplik ( jaman dahulu kala) selalu berdampingan dan harmonis, contoh kita lihat dari keberadaan vihara dan masjid agung Banten Lama yang berdampingan dari dahulu kala dan tidak pernah ada benturan hingga saat ini. Toleransi dan kerukunan beragama masyarakat Banten tidak perlu diragukan lagi, namun dengan adanya kejadian itu jelas membuat masyarakat Banten merasa terusik. Karena membuat image buruk Banten,” tambahnya.
Namun demikian, lanjut Yadi. Dirinya sedikit merasa lega setelah pihak Kepolisian dapat mengungkap identitas kedua pelaku yang berasal dari luar Provinsi Banten.
“Sedikit lega ketika Polisi dapat mengungkap identitas kedua pelaku, yang jelas jelas bukan warga Banten,” ujarnya.
Perguruan Terumbu Banten juga mengajak seluruh masyarakat untuk berperan serta dalam menjaga keamanan dan kondusifitas hingga pelantikan Presiden RI dan menolak aksi Anarkis, Radikalisme dan Terorisme yang dapat memecah kesatuan bangsa indonesia.
“Mari kita sama-sama menjaga kamtibmas dan kondusifitas menjelang pelantikan Presiden RI serta menolak keras aksi Anarkis, Radikalisme dan terorisme serta tidak terprovokasi dengan segala informasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya,” pungkasnya. (*)