infobanten.id | Porles Lebak berhasil mengungkap 3 kasus peredaran obat-obatan terlarang atau narkotika golongan I berjenis Ganja, Sabu, dan Tembakau Gorila. Kasus tersebut terungkap setelah pihak kepolisian melakukan penyelidikan dan pengembangan dalam periode Bulan September – November 2018.
Sebanyak empat pelaku pengedar narkoba telah diamakan oleh Porles Lebak. Adapun inisal terduga pengedar yang diamankan Porles Lebak adalah FR (25) warga Kecamatan Rangkasbitung, DD (23) warga Kecamatan Cibeber, EI (28) warga Kecamatan Bayah, RZ (22) warga Kecamatan Kalanganyar dan satu pelaku yang masih dibawah umur.
Dari tangan FR pihak kepolisian berhasil mengamankan barang bukti ganja seberat 1,7 Kg dan satu unit handphone, dari tangan DD telah diamankan shabu seberat 0,8 gram, 7 bungkus plastik bening berisikan narkoba jenis sabu dan satu unit handphone dari tangan EI, serta 2 bungkus plastik bening berisikan narkoba jenis tembakau gorilla dan satu unit handphone dari tangan RZ.
Kapolres Lebak, AKBP Dani Arianto menjelaskan, kronologis penangkapan pelaku yang bermula ketika pihaknya mendapatkan informasi tentang maraknya peredaran narkotika berjenis ganja, shabu dan tembakau gorilla diwilayah hukum Porles Lebak. Setelah dilakukan penyelidikan dan pengembangan pihanya berhasil mengamankan 5 pelaku di 3 lokasi berbeda yaitu Kecamatan Cibeber, Bayah, dan Rangkasbitung pada Kamis (08/11/2018).
“Ini merupakan penangkapan terbesar yang pernah saya tanggani dengan mengamankan 1,7 Kg ganja dan obat-obatan terlarang lainya dari tangan para pelaku,” jelasnya di kegiatan Press Conference Polres Lebak pada Rabu (28/11/2018).
Dani menuturkan, dilihat dari jumlah barang dan cara pemasaranya para pelaku dikategorikan sebagai pengedar besar yang beroperasi di Kabupaten Lebak. Akibatnya, para pelaku akan terjerat 3 pasal yaitu pasal 111 ayat 1, pasal 112 ayat 1, dan pasal 114 ayat 2 UU RI Nomor 35 tahun 2019 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun penjara dan maksimal 20 tahun atau seumur hidup.
“Kita harap para pelaku dapat diberikan hukuman seberat-beratnya, sehingga dapat memberikan efek jera dan pembelajaran bagi masyarakat,” tuturnya.
Ketika ditanyai pihak media, para pelaku berhasil mendapatkan barang haram tersebut dari bandar besar yang berlokasi di Pasar Senen, Jakarta dan Wilayah Kota Tangerang, Banten. Bahkan menurut pengakuan RZ (22), dirinya berhasil mendapatkan barang haram berupa tembakau gorilla melalui pembelian online di salah satu media sosial. Barang haram tersebut telah dirinya pakai selama satu minggu.
“Saya beli secara online di Wilayah Tangerang . 2,5 gramnya dihargai Rp 300 ribu,” kata RZ ketika ditanyai awak media. (*)