infobanten.id | Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio mengunjungi Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (16/01/2020) malam.
Kedatangan Wishnutama untuk melihat pintu gerbang Indonesia untuk para turis mancanegara yang hendak datang baik untuk berwisata maupun berbisnis di Indonesia.
Wisnutama didampingi Direktur Utama PT Angkasa Pura II, M. Awaluddin dan disambut Tarian Adat Khas Kalimantan, Suku Dayak. Wshnu kemudian berkeliling menyapa para pengunjung Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Wisnu melihat berbagai fasilitas pelayanan yang diberikan untuk pengunjung seperti ketersediaan self check in, kemudahan proses imigrasi, ketersediaan cendramata atau kuliner khas Indonesia, sampai fasilitas lainnya.
Kemudian, dengan menumpang skytrain atau kereta layang, rombongan langsung menuju Stasiun Bandara yang nantinya akan berubah nama dan fungsi menjadi Integrated Building, untuk menyimak paparan Dirut AP II, Muhammad Awaluddin, terkait rencana perubahan nama dan fungsi tersebut.
Terakhir, Menpar menuju gedung Airport Operating Control Center (AOCC), untuk melihat fasilitas penunjang lainnya. Menurut Menpar Wisnutama, apa yang sudah dihadirkan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, sudah membuatnya takjub.
“Sudah bagus. Banyak hal yang canggih, saya melihat Bandara Soetta ini suprise. Jadi memang ini adalah hal yang positif, tapi jangan berpuas diri bahwa terus mencari ruang untuk kita tingkatkan. Karena ini gerbang kita,” jelasnya.
Bahkan, Wishnutama menggambarkan, bila kecanggihan yang ada di Terminal 3, mampu melebihi bandara internasional yang ada di Amerika Serikat.
“Kalau dibandingkan dengan Cangi, Singapura, ya kita masih kalah. Tapi dibandingkan dengan bandara internasional lain di Amerika, kita jauh lebih baik,” tuturnya.
Ia pun menegaskan, adanya pertunjukan budaya kepada para penumpang mancanegara merupakan suatu hal yang positif sebagai bentuk pengenalan kesan yang baik kepada turis.
“Sejak awal saya sering diskusi dirut AP, bahwa airport adalah gerbang utama untuk menerima wisatawan, jadi adanya tari-tarian dan budaya sesuai dengan upaya kita meningkatkan halaman positif ketika wisatawan berkunjung ke Indonesia,” demikian Wisnu. (*)