Konveksi Jersey di Tangsel Buat APD, Sebagian Produksi Untuk Tim Medis

Konveksi Jersey di Tangsel Buat APD

infobanten.id | Di tengah pandemi Covid-19 ini, banyak tenaga medis yang masih terkendala akan keselamatannya karena Alat Pelindung Diri (APD) yang langka.

Pemerintah yang mencoba untuk menyiapkan APD ternyata masih belum tersalurkan secara merata, bahkan masih ada tenaga medis yang menggunakan jas hujan sebagai pengganti APD.

Melihat itu, pengusaha Glatts Konveksi yakni Muhammad Kahfi yang terletak di kawasan Villa Inti Persada, Pamulang, Tangsel menyulap konveksinya menjadi pembuatan APD.

Diketahui, sebelum menyulapnya menjadi konveksi APD. Dirinya merupakan pengusaha yang memproduksi jersey sepak bola dan pakaian olahraga lainnya.

“Saya sebelumnya itu memproduksi pakaian sport, baju bola, jaket bola, baju polo, sekarang saya beralihkan untuk memproduksi APD,” terang Kahfi, Minggu (12/04/2020).

Di situasi darurat Covid-19 ini, berangkat dari keprihatinnanya melihat sang istri yang juga seorang tenaga medis di Tangsel harus menggunakan jas hujan sebagai pengganti APD dan menggunakan peralatan seadanya.

“Saya tergerak untuk membuat APD, banyak teman dari istri saya menggunakan alat seadanya, contoh sarung tangan motor, jas hujan dan itu menurut saya tidak layak untuk berinteraksi dengan pasien. Saya tergerak untuk mengubah konveksi saya untuk menjadi konveksi APD,” ungkapnya.

Lanjut Kahfi, dalam sehari dirinya bisa membuat 80 unit APD dan sebagian didonasikannya kepada tenaga medis di Tangsel.

Ia juga mengatakan, jika APD yang dibuatnya sudah berstandar World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan.

“Sebagian kita donasikan, sebagian ada orang-orang yang berhati besar mendonasikan uangnya meminta untuk kita buatkan dan disalurkan ke tenaga medis,” kata Kahfi.

Kahfi juga mengatakan, dirinya terkendala akan bahan non-woven polypropylene spunbond untuk pembuatan APD yang harganya sangat melonjak tanjam.

“Sebelum ada Covid-19 bahan non-woven polypropylene spunbond untuk hazmat, harganya masih Rp 2.500 per meter. Sekarang harganya melambung hingga Rp 18.000 per meter,” tuturnya.

Dirinya sangat berharap, Pemerintah dapat mengeluarkan satu kebijakan mengenai harga bahan baku untuk pembuatan APD.

“Saya berharap dari pemerintah untuk mengeluarkan satu edaran atau kebijakan untuk harga bahan baku, biar harga bahan baku setara,” tutup Kahfi. (*)