infobanten.id | Rakit penyeberangan yang mengantar pelajar SMPN 4 Sajira nyaris terseret arus karena secara tiba-tiba Sungai Ciberang meluap dan penarik tambang rakit yang dilakukan anak siswa SD tidak memiliki tenaga kuat mengendalikan rakit itu.
“Kami merasa ketakutan jika sekolah menyeberang menggunakan rakit, karena sempat nyaris terseret arus dan khawatir menimbulkan kecelakaan,” kata Dita, seorang pelajar SMPN 5 Sajira di Lebak, Rabu.
Peristiwa nyaris kecelakaan itu terjadi saat Sungai Ciberang meluap sementara rakit dikendalikan oleh anak yang masih duduk di bangku SD.
Kondisi rakit sempat goyang dan berputar-putar di tengah sungai, sehingga pelajar panik dan nyaris terseret air.
Namun, beruntung kejadian rakit berputar-putar itu tidak begitu lama dan penumpang rakit bisa ke tepi sungai.
“Meski kami selamat di atas rakit penyeberangan itu, tetapi ketakutan jika mau pergi ke sekolah,” ujarnya menjelaskan.
Begitu juga pelajar lainnya, Angelina mengaku bahwa dirinya jika menyeberang rakit berusaha meminta penarik tambang orang dewasa agar tenaganya lebih kuat untuk melawan arus sungai.
Banjir bandang pada awal tahun 2020 membuat jembatan gantung di Desa Tambak Kecamatan Cimarga yang menghubungkan Kecamatan Sajira terputus.
Para pelajar terpaksa menggunakan rakit penyeberangan, karena tidak ada jalan alternatif lainnya.
Ketua Kesiswaan SMPN 4 Sajira Subur mengatakan, pelajar yang terdampak bencana banjir bandang itu tercatat 75 siswa dan mereka jika pergi ke sekolah menggunakan rakit penyeberangan.
Sementara itu, Ustad Novi, relawan Sigap Persatuan Islam (Persis) Banten mengatakan pihaknya kini ikut mengantar sebagian pelajar dengan kendaraan agar lebih terjamin keamanannya.
Pihaknya menyiapkan satu kendaraan untuk membantu pelajar yang terdampak bencana banjir bandang di Kecamatan Sajira dan Cibadak. (*)