Karimun, Infobanten.id | Anda gemar menonton Barongsai? Tak perlu sungkan! Meskipun termasuk seni budaya Tiongkok, nyatanya memang banyak warga Indonesia yang menyukai atraksi replika singa tersebut. Dalam waktu dekat, Anda pun bisa menyaksikannya pada Festival Barongsai yang akan digelar di Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, 29-30 April mendatang.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizky Handayani mengatakan, Festival Barongsai sudah menjadi agenda rutin yang kemungkinan bakal terus digelar setiap tahun. Pada 2018, ada 12 tim yang meramaikan event ini. Sebanyak 30% slot diisi tim dari Malaysia dan Singapura. Sisa slot dibagi merata pada tim-tim asal Kepri. Tuan rumah sendiri diberi 2 slot.
“Festival Barongsai akan menampilkan atraksi barongsai dari tim-tim unggulan, baik dalam maupun luar negeri. Acara lomba digelar dengan berbagai kategori, dan pastinya bakal memukau para penonton,” ujarnya, Rabu (06/03/2019).
Festival Barongsai juga akan dimeriahkan seni tradisi lain yang mengangkat kearifan lokal. Dalam hal ini, Pusat Latihan Seni Pelang Budaya Karimun akan mempersembahkan Tari Persembahan serta hiburan kolaborasi etnis Tionghoa dan Melayu. Lagi-lagi, dua budaya dari etnis berbeda bersatu menunjukkan keharmonisan.
Rizky menambahkan, atraksi barongsai sangat digemari wisatawan. Ia sangat yakin event ini bakal menarik banyak pelancong. Tahun ini, target kunjungan wisatawan di Karimun sendiri sebanyak 200 ribu orang. Target ini khusus pada Festival Barongsai, bukan termasuk event lain.
“Atraksi barongsai di Indonesia sudah menjadi hiburan bagi masyarakat umum. Seperti halnya reog dan kuda lumping, penikmatnya bukan lagi berasal dari kelompok masyarakat tertentu. Semua sudah berbaur. Kendati pemainnya masih dominasi warga keturunan, barongsai menjadi budaya yang mulai diakui keberadaaannya di Tanah Air,” ungkapnya.
Asdep Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati menyatakan, saat ini akses menuju Tanjung Balai Karimun sudah sangat lancar. Dari Malaysia, lokasi bisa dijangkau melalui Pelabuhan Kukup dan Putri Harbour. Dari sini, ada 9 trip yang dibuka setiap hari. Begitu pun dari Singapura, pelayaran dibuka 4 trip setiap hari. Sedangkan bagi masyarakat atau wisatawan yang ada di Batam, perjalanan laut bisa dilayani hampir setiap jam.
“Tanjung Balai Karimun juga terhubung dengan Pekanbaru, Dumai dan Selat Panjang. Jadi bisa diakses dari mana saja. Mengenai amenitas, wisatawan tak perlu risau karena sekarang sudah banyak tersedia homestay dan hotel berbintang,” bebernya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, atraksi budaya masih menjadi magnet terbesar untuk menarik wisatawan. Data yang ada, 60 persen wisatawan datang ke Indonesia karena budaya. Sisanya 35 persen karena alam, dan 5 persen karena faktor buatan. Seperti meeting, incentive, conference, danexhibition (MICE), wisata olahraga, dan hiburan.
“Dari sisi atraksi, budaya kita jelas sangat kuat. Ini yang harus dikelola secar serius bersama-sama. Barongsai sendiri memang berasal dari budaya Tionghoa. Tapi kita tidak bisa menutup mata bahwa budaya ini ikut berkembang di antara kita dan bisa dipentaskan di Tanah Air,” jelasnya. (Den/Inf)